Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 30 persen risiko kanker diakibatkan faktor kegemukan (obesitas). Selain itu, kurangnya aktivitas fisik antara lain karena terlalu banyak duduk.
Hal tersebut diungkap Ketua Yayasan Kanker Indonesia Adiati Siregar di Jakarta, Senin (7/2).
"Sebagai anggota dari UICC (the Union for International Cancer Control), Yayasan Kanker Indonesia merasa terpanggil untuk memberi informasi mengenai kanker, dalam hal ini yang terkait kanker kulit yang dapat dideteksi sedini mungkin agar bisa disembuhkan," terang ia.
Seperti kasus kanker lain, minimnya pengetahuan menyebabkan banyak gejala dini kanker kulit dibiarkan begitu saja. Akibatnya hingga kemudian menimbulkan cacat bahkan kematian.
Di antara berbagai jenis kasus kanker di Indonesia, diketahui ternyata kanker kulit menunjukkan peningkatan. Itu dikaitkan dengan sinar ultraviolet dari matahari.
Manusia Indonesia banyak terpajan sinar ultraviolet setiap harinya dalam jangka waktu lama. Untungnya, kata Adiati, Indonesia memiliki pigmen (penyebab kulit berwarna coklat kehitaman) yang bersifat melindungi tubuh dari pajanan ultraviolet.
Lalu diajarkan kepada anak-anak dan remaja menghindari pajanan ultraviolet dengan bersikap cerdas. Langkah cerdasnya, akrab dengan "Sun Smart". Yaitu dengan topi, payung, tabir matahari, dan pakaian menutupi lengan.
Sinar matahari dalam jumlah cukup dikenal sebagai sumber utama vitamin D. Adiati kemudian menjelaskan, paparan sinar matahari merangsang kulit memproduksi vitamin D. Kandungan itu penting untuk kesehatan tulang, sistem kekebalan tubuh, dan proses tubuh lainnya.
Nah, terlalu sedikit vitamin D pada anak, dikaitkan dengan pelunakan tulang. Lainnya peningkatan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan rendahnya kolesterol baik di masa mendatang.
Meski demikian, pajanan sinar matahari terutama sinar ultraviolet antara pukul 10.00-16.00 menjadi faktor risiko terjadinya kanker kulit. Tentu saja dengan pengetahuan cukup, aku ia, bahaya itu bisa dihindari dengan edukasi sejak dini.
Menurut UICC, sebagai negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan populasi usia lanjut yang meningkat, Indonesia harus mewaspadai kecenderungan peningkatan jumlah kasus kanker.
Monday, February 7, 2011
30 Persen Kanker Dipicu Obesitas
Label: hidup sehat, kesehatan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment